KOTA
Bukittinggi adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat,
Indonesia. Kota ini sebelumnya disebut dengan Fort de Kock dan dahulunya
pernah juga dijuluki sebagai Paris van Sumatra selain kota Medan, dan
kota Bukittinggi juga pernah menjadi ibu kota negara Indonesia. Kota ini merupakan kota kelahiran salah seorang Proklamator RI yaitu
Bung Hatta, disebut juga sebagai kota pusaka dengan Jam Gadang, yaitu
sebuah landmark di ketinggian jantung kota, berbentuk jam besar mirip
Big Ben, sekaligus menjadi simbol bagi kota yang juga berada pada tepi
sebuah lembah yang bernama Ngarai Sianok.
Selain itu kota
Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk dan
bersaudara (sister city) dengan Seremban dari Negeri Sembilan di
Malaysia dan juga mempunyai tempat terindah. Tempat tempat yang biasa di kunjungi tersebut adalah :
1. Jam Gadang
Jam Gadang adalah sebutan bagi sebuah menara jam yang terletak di
jantung Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Jam Gadang adalah
sebutan yang diberikan masyarakat Minangkabau kepada bangunan menara jam
itu, karena memang menara itu mempunyai jam yang "gadang", atau "jam
yang besar" (jam gadang=jam besar; "gadang" berarti besar dalam bahasa
Minangkabau).
Sedemikian fenomenalnya bangunan menara jam
bernama Jam Gadang itu pada waktu dibangun, sehingga sejak berdirinya
Jam Gadang telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang dijadikan penanda atau markah tanah Kota
Bukittinggi dan juga sebagai salah satu ikon provinsi Sumatera Barat.
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh.
Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker,
Controleur (Sekretaris Kota) Bukittinggi pada masa Pemerintahan Hindia
Belanda dulu. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama
Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun.
Denah dasar
(bangunan tapak berikut tangga yang menghadap ke arah Pasar Atas) dari
Jam Gadang ini adalah 13 x 4 meter, sedangkan tingginya 26 meter. Jam
Gadang ini bergerak secara mekanik dan terdiri dari empat buah
jam/empat muka jam yang menghadap ke empat arah penjuru mata angin
dengan setiap muka jam berdiameter 80 cm.
Menara jam ini telah
mengalami beberapa kali perubahan bentuk pada bagian puncaknya. Pada
awalnya puncak menara jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri
patung ayam jantan. Saat masuk menjajah Indonesia, pemerintahan
pendudukan Jepang mengubah puncak itu menjadi berbentuk klenteng. Pada
masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat
Minangkabau.
Pembangunan Jam Gadang ini konon menghabiskan
total biaya pembangunan 3.000 Gulden, biaya yang tergolong fantastis
untuk ukuran waktu itu. Namun hal itu terbayar dengan terkenalnya Jam
Gadang ini sebagai markah tanah yang sekaligus menjadi lambang atau ikon
Kota Bukittinggi. Jam Gadang juga ditetapkan sebagai titik nol Kota
Bukittinggi.
Ada satu keunikan dari angka-angka Romawi pada
muka Jam Gadang ini. Bila penulisan angka Romawi biasanya mencantumkan
simbol "IV" untuk melambangkan angka empat romawi, maka Jam Gadang ini
bertuliskan angka empat romawi dengan simbol "IIII" (umumnya IV).
Masih di area Jam Gadang terdapat sebuah pasar yang disebut dengan
Pasar Atas. Di pasar ini para wisatawan berbelanja berbagai jenis
kerajinan, tenunan khas bukit tinggi seperti kebaya, telekung, jilbab
dan aneka souvenir kerajinan lainnya.
2. Benteng Fort De Kock
Benteng ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron
Hendrik Markus De Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, karena itulah benteng ini terkenal
dengan nama Benteng Fort De Kock. Benteng yang terletak di atas Bukit
Jirek ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari
gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya perang Paderi pada
tahun 1821-1837. Disekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno
periode abad ke 19. Dari lokasi wisata ini kita dapat menikmati Kota
Bukittinggi dan daerah sekitarnya. Di area benteng ini terdapat sebuah
rumah gadang minang kabau dimana wisatawan bias memperoleh informasi
tentang kebudayaan minang kabau. Masih di area benteng juga terdapat
sebuah kebun binatang dimana wisatawan bisa melihat berbagai jenis
binatang buas, reptile, mamalia, unggas. Antara Benteng fort de Kock dan
Rumah gadang terdapat sebuah jembatan yang disebut dengan jembatan
limpapeh.
3. Ngarai Sianok
Ngarai Sianok adalah sebuah
lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi,
dengan Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini
memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto
Gadang sampai di Ngarai Sianok Enam Suku, dan berakhir sampai Palupuh.
Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang indah dan menjadi salah satu
objek wisata utama.
Batang
Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yg disaranai
oleh suatu organisasi olahraga air "Qurays". Rute yang ditempuh adalah
dari Desa Lambah sampai Desa Sitingkai Batang Palupuh selama kira-kira
3,5 jam. Di tepiannya masih banyak dijumpai tumbuhan langka seperti
rafflesia dan tumbuhan obat-obatan. Fauna yang dijumpai misalnya monyet
ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, serta
tapir.
4. Lobang Jepang
Lobang Jepang merupakan salah
satu objek pelancongan yang ada dalam Kota Bukittinggi dan merupakan
peninggalan sejarah dari kependudukan Jepang selama berada di
Bukittinggi.
Karena Bukittinggi yang sangat strategis, terletak
di tengah - tengah Pulau Sumatera, maka penjajah Jepang menetapkan Kota
Bukittinggi sebagai Pusat Komando Pertahanan Tentara Jepang di Sumatera
(Seiko Sikikan Kakka) yang dipimpin oleh Jenderal Watanabe.
Panjang lobang yang terdapat dilokasi
Panorama ini lebih kurang 1400 meter, sedangkan panjang keseluruhan yang
berada di bawah Kota Bukittinggi diperkirakan lebih kurang sekitar 5000
meter, dengan demikian yang terawat/terpelihara baru 30% dari lobang
yang ada.
Kegunaan utama dari Lobang Jepang ini adalah sebagai
basis pertahanan militer penjajah Jepang dari serangan Sekutu maka
pembangunannya sangat dirahasiakan, dan tidak seorangpun yang mengetahui
secara pasti kapan lobang jepang ini mulai dibangun. Hanya dapat
diperkirakan beberapa bulan sesudah Maret 1942, saat Jepang merebut Kota
Bukittinggi dari tangan Pemerintah Belanda.
Tenaga kerja kasar
untuk mengali Lobang ini diambil dari orang - orang Indonesia yang
ditangkap dari daerah lain, Namun pekerjaan ini tidak kunjung slesai,
karena Jepang keburu kalah ditangan tentara Sekutu.
Semua
tenaga kerja kasar tidak sati orangpun yang dapat menyelamatkan diri,
semuanya meningal disebabkan kekurangan makanan dan siksaan dari tentara
Jepang. sehingga kerahasiaan Lobang tetap terpelihara.
Saat
ini Lobang Jepang ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan baik
Mancanegara maupun Nusantara dan merupakan objek wisata favorite di
Bukittinggi dan bahkan Sumatera Barat.
Kondisi dalam terowongan, Dari pintu gerbang, kita menurunbi anak tangga sebanyak 135 buah, apabila anak tangga ini tingginya rata - rata 20 cm, dengan demikian 135 anak tangga berarti kita telah turun setinggi 27 M. jika kita bandingkan lagi tempat kita berdiri sekarang dengan jalan yang ada diatas kita, mempunyai perbedaan tinggi lebih kurang 5 M. dari perhitungan ini diketahuilah bahwa dasar Lobang berkisar antara 30 sampai 40 M dari permukaan tanah. Kedalaman ini sudah cukup aman dinilai oleh Jepang terhadap serangan udara dari Tentara Sekutu.
Kondisi dalam terowongan, Dari pintu gerbang, kita menurunbi anak tangga sebanyak 135 buah, apabila anak tangga ini tingginya rata - rata 20 cm, dengan demikian 135 anak tangga berarti kita telah turun setinggi 27 M. jika kita bandingkan lagi tempat kita berdiri sekarang dengan jalan yang ada diatas kita, mempunyai perbedaan tinggi lebih kurang 5 M. dari perhitungan ini diketahuilah bahwa dasar Lobang berkisar antara 30 sampai 40 M dari permukaan tanah. Kedalaman ini sudah cukup aman dinilai oleh Jepang terhadap serangan udara dari Tentara Sekutu.
5. Shooping di pasar Aur Kuning dan Pasar Atas.
Pasar Aur kuning merupakan pusat grosir produk konfeksi terbesar di
pulau sumatera. Pedagang yang datang membeli pakaian ke pasar itu
berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dipasar ini wisatawan bisa
membeli berbagai jenis pakaian, telekung, jilbab dll.
perfect holiday. We will come in april :)
BalasHapusmintak harga paket nya dong..????
BalasHapuskemana akan kami kirim harga paket...? dan berapa orang jumlah peserta...?
Hapusbara Rp paket ko uda.......?????
BalasHapuskemana akan kami kirim harga paket...? dan berapa orang jumlah peserta...? boleh minta emailnya...?
Hapusgood information...
BalasHapusthanks
BalasHapus